Jumat, 12 Maret 2010

Kerangka Usia 3.000 Tahun di Goa Harimau


fosil manusia berumur sekitar 3.000 tahun dengan panjang kerangka yang masih utuh sekitar 2 meter ini dirilis oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI dalam sebuah jumpa pers di Pendopo Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selaltan, Rabu (4/3) malam. Fosil ini ditemukan di Gua Harimau Desa Padangbindu Kecamatan Semidangaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan. Di tempat ini para peneliti menemukan empat kerangka manusia. Selain itu juga ditemukan lukisan pada dinding gua yang selama ini belum pernah ditemukan pada berbagai penelitian gua di seluruh Indonesia. Temuan lain di tempat ini berupa peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu. Tim peneliti dipimpin Prof DR Truman Simanjuntak dengan anggota 10 orang tersebut memulai penelitian secara intensif sejak tanggal 14 hingga 28 Febrauri 2009.


BATURAJA — Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenal) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI berhasil menemukan situs purbakala di Goa Harimau, Desa Padangbindu, Kecamatan Semidangaji, Ogan Komering Ulu.

Beberapa temuan yang diperoleh selama penelitian, yakni empat kerangka manusia yang diduga sudah berumur lebih kurang 3.000 tahun, kerangka yang masih utuh dengan panjang lebih kurang 2 meter. Peneliti juga menemukan lukisan di dinding goa yang selama ini belum pernah ditemukan pada berbagai penelitian goa di seluruh Indonesia.

Bupati OKU Drs Yulius Nawawi kepada pers menjelaskan, dari penelitian yang dilakukan Puslit Arkenal yang dipimpin Prof DR Truman Simanjuntak bersama 10 anggotanya ini, Goa Harimau direncanakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI menjadi prioritas penelitian jangka panjang.

Dalam jangka panjang, kata Bupati, wilayah Padangbindu akan dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan karena wilayah tersebut memiliki potensi alam wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata kepurbakalaan/ilmu pengetahuan.

Asal Mula Kondom

Masih belum jelas dari mana kata "kondom" berasal. Ada yang menduga kata itu berasal dari sebuah kota bernama Condom yang terletak di provinsi Gascony, sebelah barat daya Perancis. Pria-pria dari kota Condom ini terkenal dengan sifatnya yang menyukai seks, kurang sabar, dan gampang marah, kurang lebih seperti karakter tokoh Cyrano de Bergerac dalam drama karya sutradara Edmond Rostrands.

Pendapat lain mengatakan kata kondom diambil dari nama Dr.Condom, seorang dokter asal Inggris yang bergelar Pangeran. Pada pertengahan tahun 1600, ia yang mula-mula mengenalkan corong untuk menutupi penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin.

Menurut Charles Panati, dalam bukunya Sexy Origins and Intimate Things, sarung untuk melindungi penis telah dipakai sejak berabad silam. Sejarah menunjukkan orang-orang Roma, mungkin juga Mesir, menggunakan kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai "sarung".

Kondom primitif itu dipakai bukan untuk mencegah kehamilan tapi menghindari penyakit kelamin. Untuk menekan kelahiran, sejak dulu pria selalu mengandalkan kaum perempuan untuk memilih bentuk kontrasepsi.

Adalah Gabriello Fallopia, dokter dari Italia yang hidup di abad ke-17 yang pertama kali menjelaskan dua tabung pipih yang membawa sel telur dari ovarium ke uterus. Ia dikenal sebagai "bapak kondom" karena pada pertengahan tahun 1500 ia membuat sarung linen yang berukuran pas (fit) di bagian penis dan melindungi permukaan kulit. Penemuannya ini diuji coba pada 1000 pria dan sukses.

Kondom di abad 17 berbentuk tebal dan dibuat dari usus binatang, selaput ikan atau bahan linen yang licin. Namun karena kondom dipandang mengurangi kenikmatan seksual dan tidak selalu manjur mencegah penularan penyakit (akibat penggunaan berulang kali tanpa dicuci), kondom pun menjadi tidak populer dan jadi bahan diolok-olok. Seorang bangsawan Perancis bahkan menyebut kondom sebagai "tameng melawan cinta, sarung pelindung dari penyakit".

Meski begitu, kondom tetap dipakai karena pada masa itu banyak pria yang khawatir tertular penyakit kelamin. A Classical Dictionary of the Vulgar Tongue yang terbit di London tahun 1785 menyebut kondom sebagai "usus kambing kering yang dipakai pria dalam hubungan seks untuk mencegah penularan penyakit".

Bentuk kondom pun makin lama semakin disesuaikan agar tujuan "aman dan nyaman" tercapai. Setelah era usus kambing, beberapa bahan pun dicoba untuk membuat kondom:

- Kondom karet
Sarung yang dibuat dari karet tervulkanisir muncul di tahun 1870. Masyarakat kemudian hanya menyebut sarung tersebut "karet". Pada masa itu kondom karet sangat mahal dan tebal. Para penggunanya disarankan untuk mencucinya sebelum dan setelah hubungan seksual. Mereka boleh memakainya sampai karetnya bocor atau pecah.

- Kondom latex

Jauh lebih tipis, steril, dan hanya sekali pakai, kondom generasi terbaru ini mulai diperkenalkan tahun 1930-an. Beberapa kondom pun didesain dalam bentuk lonjong dan efek menggelitik untuk kepuasan wanita. Kondom ini pun sudah memiliki tudung untuk menampung sperma sehingga lebih nyaman bagi pria dan aman untuk wanita.

- Kondom polyuretan
Ini merupakan versi terakhir dari kondom. Bahannya lebih tipis dari latex, lebih kedap dan anti bocor, serta memiliki pelumas. Kondom baru ini dianggap ideal untuk pria dan aman untuk wanita yang alergi terhadap latex.

Sejarah KungFu Muslim

Sejarah Kungfu Muslim
Dari Super Pedia Rumah Ilmu Indonesia

Salah satu bagian sejarah Muslim China adalah Kung Fu Muslim. Ahli-ahli kungfu muslim dilatih secara rutin dan keras, melalui perjalanan tak henti menuju kesempurnaan fisik dan spiritual, siap melayani sebuah inspirasi jangka panjang pada komunitas Muslim mereka dan rasa kecintaan pada negaranya, China. Mereka telah secara luas menyebarkan pengetahuan mereka tentang seni. Hanya beberapa dari mereka yang benar-benar siap, tulus dan mampu untuk melakukan ketaatan total yang berhak mendapatkan warisan teknik-teknik khusus tertentu dari para guru. Ketinggian tingkat seorang Master Kungfu diukur dengan keterbukaan pikiran dan kemahiran dalam pertempuran dan penguasaan nilai-nilai filosofis.

Kronologi 1400 tahun Islam di Cina hampir seusia hadits yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw,"Orang yang paling kuat bukanlah orang yang mampu menggulingkan musuhnya dalam suatu pertandingan gulat, tetapi orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika dia marah". Hikmah kebijaksanaan seperti ini dipegang para Ahli Kungfu Muslim selama berabad-abad, dipadukan dalam pengembangan diri dan pengembangan "Chi" (tenaga dalam) yang digunakan untuk menaklukan sifat binatang di dalam diri dan membantu mereka meningkatkan penguasaan bela diri.

Ahli Kungfu muslim telah berhasil melakukan harmonisasi internal dan eksternal Kungfu, yang kemudian berhasil meninggalkan bekas dalam keimanan mereka, melakukan "ijtihad" yang luar biasa dalam mengembangkan secara efektif seni bela diri mereka sendiri, yang didasarkan pada nilai-nilai agama Islam, akhlaq, bebas dari rasa permusuhan dan ambisi. Dilambangkan dalam istilah "Jiao-men", yang berarti "sect fighting", disimbolkan dengan "Hui" yang oleh para pendahulu dikenal sebagai "ritual suci", untuk dapat bersikap tabah dalam situasi sulit dan untuk mendorong daya tahan para pemuda Muslim yang belajar di pekarangan masjid. Hal ini kemudian secara sporadis menumbuhkan jurus "Pukulan Muslim", yang nantinya menghasilkan khazanah Ahli Kungfu Muslim.

Seni bela diri muslim lokal seringkali sangat menunjukkan perbedaaan, dengan menggunakan nama-nama Islami (Arab) dan dalam hal efektifitas teknis di dunia kungfu. Keberadaan mereka dengan cepat menjadi terkenal di penjuru China, dengan memenangi banyak kompetisi tarung bebas hingga pelatihan pengawal senior Presiden China. Interpretasi Kung Fu Muslim secara literal berada dalam jajaran jurus-jurus paling utama, ditambah lagi dengan banyak cara-cara baru dalam seni menggambarkan tubuh manusia, yang kemudian menjadi panduan biksu-biksu Shaolin dan sekolah-sekolah "Quanshu" (seni bela diri)

Sejarah muslim China melewati berbagai perjuangan dan tekanan-tekanan ekonomi, dimulai dari nenek moyang mereka yang pertama kali merapat di pelabuhan terkenal di Guangzhou dan al Zaytun (Quanzhou), melewati perjalanan berbahaya di laut dan di darat untuk melakukan perdagangan, yang kemudian mentransformasi mereka menjadi para ahli pada masa-masa awal abad perdagangan Timur dan Barat. Berabad-abad kemudian, Master Cheng Ho, tokoh muslim yang dikenal dimana-mana, berhasil mengkombinasikan keahlian bela diri dan kepemimpinan di Angkatan Laut Dinasti Ming.